bagaimana Cara Menghitung Bunga Pinjaman

Bunga pinjaman biasanya ditentukan berdasarkan jumlah uang yang dipinjam dan berdasarkan periode waktu yang ditentukan. Ada beberapa cara yang dapat digunakan untuk menghitung bunga pinjaman.

Metode yang pertama adalah dengan menggunakan rumus bunga pinjaman. Rumus ini menggunakan nilai pembayaran bunga sebagai bagian dari nilai pinjaman. Rumus ini menghitung berapa persen bunga yang akan dibayar untuk setiap periode waktu tertentu.

Metode yang kedua adalah dengan menggunakan metode flat rate. Metode ini menghitung berapa persen bunga yang akan dibayar untuk setiap periode waktu tertentu. Namun, metode ini tidak menggunakan nilai pembayaran bunga sebagai bagian dari nilai pinjaman.

Metode yang ketiga adalah dengan menggunakan metode sliding scale. Metode ini menghitung berapa persen bunga yang akan dibayar untuk setiap periode waktu tertentu. Namun, metode ini menggunakan nilai pembayaran bunga sebagai bagian dari nilai pinjaman.

Metode yang keempat adalah dengan menggunakan metode stepped rate. Metode ini menghitung berapa persen bunga yang akan dibayar untuk setiap periode waktu tertentu. Namun, metode ini menggunakan nilai pembayaran bunga sebagai bagian dari nilai pinjaman

Bagi kamu yang melakukan peminjaman uang terutama di beberapa lembaga keuangan, pastinya sudah tidak asing lagi dengan yang namanya bunga pinjaman. Sangat penting bagi kamu untuk menghitung bunga pinjaman agar mengetahui pinjaman total yang harus kamu bayarkan sebelum meminjam.

Tentu saja, setiap jenis kredit memiliki cara untuk menghitung bunganya sendiri. Tak hanya itu, kebijakan yang diterapkan kepada setiap jenis kredit itu tidaklah sama. Nah, dengan mengetahui cara menghitung pinjaman hal tersebut akan membantu kamu untuk memperkirakan besarnya cicilan yang harus dibayarkan setiap bulannya.

Berikut cara menghitung bunga pinjaman untuk membantu keuangan kamu menjadi lebih optimal.

Cara Menghitung Bunga Pinjaman

Terdapat dua jenis menghitung bunga pinjaman yang bisa kamu lakukan. Apa sajakah jenisnya? Berikut ini penjelasannya.

  1. Menghitung Bunga Flat

Jenis yang pertama yaitu bunga flat. Cara menghitung bunga flat sendiri merupakan cara paling sederhana yang bisa dilakukan. Bunga flat ini juga sering ditemukan di berbagai brosur penyedia pinjaman kredit.

Misalnya yaitu kredit kendaraan bermotor, penawaran Kredit Tanpa Agunan (KTA), yang mana kedua contoh tersebut akan memberikan informasi tentang berapa besar angsuran yang harus dibayarkan per bulannya hingga pada akhir masa pinjaman.

Penghitungan  pada tipe kredit yang satu ini nilai bunga dan juga plafonnya akan dihitung secara seimbang dengan jangka waktu atau tenor pinjaman yang telah ditetapkan.

Supaya kamu bisa lebih mudah memahami cara penghitungannya, berikut contoh kasus yang bisa kamu baca.

Pak Anton mengajukan Kredit Tanpa Agunan sebesar Rp 240 juta. Tenor pinjaman tersebut ialah 12 bulan dengan bunga pinjaman yang dibebankan sebesar 10%. Berikut ini adalah angsuran yang harus dibayarkan oleh Pak Anton.

Pinjaman                     : Rp 240 juta

Bunga per tahun         : 10%

Tenor pinjaman           : 12 bulan

Jumlah angsuran yang harus dibayarkan tiap bulannya : Rp 240 juta/12 bulan = Rp 20 juta per bulan.

Perhitungan biaya flat : (Rp 240 juta X 10%) : 12 bulan = Rp 2 juta

Angsuran setiap bulannya yang sudah ditambah dengan menggunakan bunga

Rp 20 juta + Rp 2 juta = Rp 22 juta

Nah, berdasarkan perhitungan yang telah dilakukan diatas, maka besarnya cicilan yang harus dibayarkan Pak Anto setiap bulannya sebesar Rp 22 juta. Karena penghitungan di atas menggunakan penghitungan bunga flat, maka nilai angsurannya pun tidak akan mengalami perubahan atau juga bisa dikatakan sama setiap bulannya.

  • Menghitung Bunga Efektif

Jenis yang kedua adalah bunga efektif. Untuk penghitungan jenis bunga yang satu ini ternyata memiliki karakteristik sendiri jika dibandingkan dengan penghitungan sebelumnya. Hal ini karena semakin lama, maka jumlah angsurannya semakin sedikit. Angsuran tersebut akan dihitung sesuai dengan sisa jumlah total dari pinjaman.

Nah, untuk sistem penghitungan bunga yang satu ini hanya digunakan untuk kredit jangka panjang atau KPR. Beban bunga yang harus ditanggung pun semakin lama akan semakin berkurang nilainya serta akan menjadi lebih kecil jika dibandingkan dengan penghitungan bunga flat.

Agar lebih mudah untuk dipahami, langsung saja simak kasus Bu Tini dalam melakukan pinjaman berikut ini.

Bu Tini mengajukan pinjaman sebesar Rp 240 juta. Bunga yang harus ditanggung oleh Bu Tini ialah 10% per tahunnya. Sedangkan tenor pinjamannya ialah 24 bulan atau 2 tahun.

Nah, cara menghitung bunga efektif yang satu ini harus menggunakan rumus: SP X i X (30/360)

Keterangan:

SP : Saldo pokok pinjaman yang didapat dari bulan sebelumnya

i : suku bunga yang ada setiap tahunnya

30 : jumlah hari yang ada dalam satu bulan

360 : jumlah hari yang ada dalam satu tahun

Saldo Pokok Pinjaman : Rp 240 juta

Suku Bunga Efektif : 10% per tahun

Jangka Waktu Kredit : 24 bulan

Angsuran yang harus dibayarkan pada bulan 1 :

Jumlah angsuran ialah : Rp 240 juta/24 bulan = Rp 10 juta

Perhitungan bunga efektif: Rp 240 juta X 10% X (30 hari/360) + Rp 2 juta

Angsuran pokok yang harus dibayarkan ditambah dengan bunga satu bulan = Rp 10 juta + Rp 2 juta = Rp 12 juta

Angsuran yang harus dibayarkan pada bulan 2:

Karena sudah membayar angsuran pada bulan pertama, saldo pokok kemudian akan dikurangi dengan besaran sejumlah biaya yang telah dibayarkan sebelumnya. Nah, di dalam kasus ini adalah Rp 10 juta.

Perhitungan bunga efektif: Rp 230 juta X 10% X (30/360) = Rp 1.191.666,67

Jika dilihat pada angsuran pertama, maka angsuran kedua yang harus dibayarkan tentunya lebih kecil.

Dengan adanya penghitungan bunga pinjaman ini tentu akan sangat membantu kamu mengelola keuangan pribadi dengan mudah, sehingga kamu tetap bisa membayar cicilan tanpa harus menunggak. Penghitungan ini juga bisa kamu lakukan sebelum kamu melakukan pinjaman.

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *